Sunday, October 04, 2009

Menciptakan Warna Yang Serasi Di Rumah Sendiri

Merencana dan menyusun skema warna untuk diaplikasikan ke dalam ruang-ruang rumah tinggal dapat menjadi sebuah pekerjaan yang menantang dan memberikan kepuasan tersendiri. Peluang untuk memanfaatkan warna yang tak terbatas memungkinkan desainer dan kliennya bersepakat untuk menentukan warna ruang. Mungkin skema warna tersebut didapatkannya melalui aspek meniru dari yang pernah ada sebelumnya (traditional method) atau mungkin merupakan gagasan murni dari diskusi antara desainer dan kliennya. Yang paling penting tentu saja adalah menyesuaikan dengan kebutuhan dan kesenangan klien sebagai pihak yang akan menghuni dan memakai ruang.



Suatu cara yang cukup mudah dan populer untuk menentukan sebuah komposisi warna ruang atau skema warna adalah dengan menggunakan lingkaran warna. Secara umum, skema warna yang berasal dari lingkaran warna dibagi menjadi dua, yaitu komposisi bersebelahan dan komposisi berseberangan (kontras). Dengan dua kategori ini, berbagai variasi komposisi warna dapat dihasilkan hampir tanpa batas. Komposisi warna bersebelahan menghasilkan skema harmonis yang mungkin saja berkesan dingin, hangat atau kombinasi dari keduanya. Skema warna kontras menghasilkan kesan yang cenderung lebih merangsang, terutama jika warna-warna kuat yang digunakan. Pada berbagai komposisi tersebut, warna netral seperti hitam dan putih dapat ditambahkan tanpa mengubah skema.

Skema warna dasar yang populer adalah monokromatik, akromatik, analog, dan komplemen. Skema monokromatik dihasilkan dengan menggunakan satu warna tertentu tetapi dengan berbagai derajat intensitas yang berbeda-beda. Skema warna ini adalah komposisi warna yang paling sederhana dan mudah aplikasinya. Contohnya adalah perpaduan antara hijau, hijau pastel, hijau daun, hijau pupus, dan hijau tua. Skema warna akromatik adalah perpaduan antara warna-warna netral seperti hitam, putih, abu-abu dengan berbagai derajat intensitasnya. Warna analog adalah kombinasi sebuah warna dengan warna-warna di sebelahnya dalam lingkaran warna, misalnya paduan antara merah, merah-jingga, jingga, dan kuning. Sedangkan skema warna komplemen adalah kombinasi satu warna dengan warna lain yang berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya merah dipadukan dengan hijau, atau kuning dengan ungu.

Thursday, August 06, 2009

RUANG HIJAU YANG MEMUKAU

Hijau adalah warna yang selalu diasosiasikan dengan sebuah lingkaran, keseimbangan, harmoni, dan ’komplet’. Warna ini berada tepat di tengah spektrum tampak dan dapat dikatakan sebagai warna netral dalam hal kategori warna panas dan dingin. Oleh karenanya, hijau dikatakan sebagai representasi dari sebuah keseimbangan.

Hijau merupakan warna sekunder yang dibentuk dari campuran warna biru dan kuning, campuran dua warna dingin dan panas. Keunikan campuran ini membuat hijau menjadi warna yang dapat dinikmati oleh mata kita tanpa ’penyesuaian’, tanpa membuat kening berkerut. Sebuah meja bundar di dekat dinding berwarna hijau misalnya, akan menciptakan sebuah area diskusi yang sempurna. Hijau memang menjadi warna ideal untuk sebuah ruang yang digunakan untuk mengakomodasi aktivitas diskusi untuk memutuskan sesuatu karena sifatnya yang seimbang, tidak memihak, dan jauh dari konflik.

Hijau juga dikatakan sebagai warna natural, alami dan menenangkan. Sifatnya yang demikian ini membuat hijau cocok diaplikasikan pada ruang-ruang untuk santai dan beristirahat. Ruang tidur yang didominasi dengan warna hijau dipercaya mampu memberikan ketenangan dan istirahat yang sempurna bagi penghuninya, menjauhkannya dari penyakit insomnia.

Komposisi warna hijau yang harmonis dapat diperoleh antara lain melalui kombinasi warna hijau, hijau-kuning (limetwist), dan kuning, atau hijau, turquise, dan biru. Komposisi monokrom hijau, dari hijau gelap sampai hijau pastel, memberikan kesan stabil dan tanpa gejolak. Komposisi ini akan menjadi lebih memukau jika kita mampu memberikan warna-warna tambahan untuk menghidupkan atmosfer ruang, seperti misalnya warna merah, atau putih.

Artikel ini telah dimuat di Harian Jogja, 26 Juli 2009

Monday, July 13, 2009

Warna Dominan Refleksikan Kepribadian

Jika anda mengamati warna yang mendominasi di sebuah ruang tidur, maka anda dapat memperkirakan kepribadian seperti apa orang yang menghuninya. Lynn Champion dan Judy Scott-Kemmis dalam bukunya The Color of Sex menyampaikan hubungan antara warna dan seksualitas yang diangkat dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para pakar psikologi. Beberapa dominasi warna ruang tidur yang akan dibahas di sini adalah dominasi warna medium, warna pastel, dan warna cerah.

Warna-warna medium atau warna-warna bernada sedang berada dalam lingkup antara terang dan gelap. Warna ini bersifat menaikkan semangat tanpa membuat lelah. Selama nadanya tidak terlalu redup, warna-warna ini memberi kesan gembira dan meringankan hati. Dengan memilih warna ini untuk ruang tidur, anda telah menyatakan bahwa anda bukanlah orang yang suka ‘bermain aman’ seperti para pemilih warna netral. Anda memiliki keberanian yang nyata sekalipun kelembutan masih merupakan bagian dari diri anda. Anda cukup percaya diri namun tidak menyukai hal-hal yang ekstrem.
Jika anda memilih warna pastel untuk ruang tidur anda, anda adalah orang romantis, sensitif, dan mencari orang yang dapat ‘mengemong’, mencintai, dan menggembirakan dalam kehidupan intim anda. Warna pastel adalah sebuah warna yang dicampur dengan banyak warna putih. Warna pastel yang mendominasi ruang tidur anda akan menghadirkan kesan lembut, romantis dan mengundang. Warna peach dan pink dikenal sebagai warna yang paling romantis, mengesankan cinta dan fantasi. Kesan umum yang ditimbulkan dari komposisi warna-warna pastel ini adalah keheningan dan ketenangan.
Warna-warna cerah adalah warna yang paling murni tanpa kandungan warna hitam sama sekali dan hanya sedikit sekali tambahan warna putih di dalamnya. Untuk ruang tidur, warna-warna cerah yang digunakan adalah warna biru kobalt cerah, kuning, orange, merah, pink tua, hijau jeruk, dan masih banyak lagi warna cerah yang lain. Warna-warna kontemporer yang mencolok mata ini menciptakan penampilan modern dan santai. Ada kesan dinamis, kehidupan, optimisme, keceriaan, kebahagiaan, dan kemudaan. Jika warna-warna cerah ini adalah warna favorit anda untuk ruang tidur, itu artinya anda adalah orang yang bersifat terbuka dengan selera humor yang tinggi. Kehidupan seks anda barangkali bersifat spontan dan inovatif. Hanya sayangnya, penggunaan warna ini mendatangkan kelelahan dan bersifat terlalu menguasai. Jika anda adalah orang yang cukup sibuk, anda akan cepat merasa lelah berada di dalam ruang tidur anda. Warna cerah tidak memiliki kesan romantis, tetapi menggembirakan dan memancarkan energi serta kebebasan.

Saturday, June 13, 2009

FOCAL POINT CEGAH KEBOSANAN

Rahmawan D. Prasetya


Penataan sebuah rua
ng, baik dalam konteks interior residensial/rumah tinggal maupun interior ruang publik memerlukan berbagai pertimbangan, terutama menyangkut prinsip-prinsip desain. Salah satu yang perlu dipertimbangkan keberadaannya adalah focal point dalam sebuah ruang. Focal point ini dapat dihadirkan untuk ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, dapur, bahkan kamar mandi. Dan untuk ruang publik, ini bisa dihadirkan di ruang tunggu, lobby, atrium sebuah mall/plaza, hall, dan sebagainya.

Focal point sering disamakan dengan point of interest atau focus of interest. Pada dasarnya focal point merupakan salah satu prinsip desain yang disebut tekanan/emphasize dimana ada ‘sesuatu’ yang membuat mata kita bergerak ke arah tertentu di dalam sebuah ruangan. Ini dapat kita alami saat kita memasuki sebuah ruangan, mata kita menyapu ke segala arah dan sudut ruangan. Ada satu saat tertentu mata kita tertambat pada sebuah bagian/area yang nampak lebih menonjol dibandingkan dengan bagian-bagian lain di dalam ruang tersebut. Area tertentu tersebut dapat berupa sekumpulan foto berpigura, lukisan besar, satu bidang dinding yang dicat berbeda, dan sebagainya. Bagian inilah yang disebut sebagai focal point.

Apa sebenarnya kegunaan focal point itu?

Selain sebagai pusat pandangan, focal point diterapkan dalam sebuah rancangan interior bangunan dengan maksud untuk menghindari kesan monoton. Misalnya jika kita menerapkan komposisi warna monokromatik, maka kesan monoton akan berpotensi muncul di dalam ruang tersebut. Untuk mengantisipasinya, diperlukan satu tekanan yang bisa saja dalam bentuk warna lain sebagai focal point yang diaplikasikan pada suatu bagian tertentu dari ruangan tersebut.

Setiap ruang membutuhkan sebuah focal point untuk memberikan keterpaduan dan suatu pusat gaya tarik. Ini sangat penting terutama untuk ruang-ruang yang berukuran relatif luas. Sebuah focal point akan membantu menentukan pengaturan furnitur, pola-pola sirkulasi gerak (lalulintas), dan menciptakan sebuah keseimbangan visual di dalam ruang. Focal point dapat memberikan sebuah kesan keteraturan dan unity ke dalam sebuah ruangan. Ketiadaan focal point ini dapat menimbulkan kebosanan dan membuat ruangan tampak tidak menarik. Namun demikian, terlalu banyak focal point akan berdampak pada kekacauan pandangan. Ruangan akan terkesan ramai, semrawut, ‘penuh’, dan malah justru terkesan tidak tertata.

Artikel ini dimuat di surat kabar Harian Jogja, 24 Agustus 2008

Friday, June 12, 2009

Relax With Sofa

Rahmawan D. Prasetya

Sofa adalah suatu mebel yang dirancang untuk mengakomodasi aktivitas duduk manusia. Seperti kita ketahui bahwa ada berbagai aktivitas duduk manusia, seperti duduk untuk makan, duduk untuk menulis, duduk untuk menyeterika pakaian, atau duduk untuk bersantai. Perbedaan aktivitas tersebut menyebabkan konsep perancangan mebel duduk yang berbeda pula. Sofa dirancang untuk mengakomodasi aktivitas duduk santai. Oleh karenanya konsepnya akan sangat berbeda dengan perancangan kursi kerja dan kursi lainnya.


Secara fisik, sofa dapat dikatakan sebagai kursi yang berbalut upholstery (bahan pelapis). Biasanya, hampir semua atau bahkan semua bagian sofa dibalut oleh lapisan busa dan upholstery. Ada beberapa desain sofa yang sengaja menampakkan konstruksi kaki-kakinya atau konstruksi sandaran tangannya, yang mungkin terbuat dari bahan kayu atau besi/stainless steel. Desain sofa yang lain bahkan tidak sedikitpun memperlihatkan konstruksinya baik kaki, sandaran tangan, maupun bagian-bagian yang lain. Ini yang menjadikannya berbeda dengan kursi tamu biasa, yang biasanya hanya jok dan sandaran punggungnya saja yang berlapis upholstery.


Pada umumnya sofa memiliki sandaran punggung dan sandaran tangan. Karena fungsi utamanya adalah untuk bersantai maka kedua sandaran tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga penggunanya merasa nyaman dan tidak merasakan ketegangan pada bagian punggung dan lengannya. Tanpa sandaran tangan dan punggung, mebel tersebut hanyalah puff biasa, yang kadang digunakan sebagai mebel pelengkap sofa set. Sofa set yang lengkap biasanya terdiri dari sofa single, sofa double/triple seats, center table, side table, dan puff.


Sofa single dirancang untuk duduk satu orang saja. Sofa double didesain untuk duduk 2 orang dengan jarak yang nyaman. Kadang-kadang sofa ini disebut Love Seat. Jika ada sandaran tangannya, biasanya ada di sisi terluar sofa. Sofa triple seats adalah sofa panjang yang mampu menampung 3 orang yang duduk dengan nyaman tanpa merasa berdesakkan. Center Table pada umumnya digunakan sebagai pusat dari komposisi setidaknya 1 sofa single dan 1 sofa double. Sofa set biasanya disebut dengan istilah sofa 1-2-3, jika konfigurasinya single, double, dan triple, atau sofa 1-1-2, jika konfigurasinya single, single, double.


Dengan perancangan yang tepat, termasuk didalamnya pemilihan bahan, warna, motif upholstery, konstruksi, bentuk, dan ukuran, maka sofa akan menjadi mebel favorit keluarga anda untuk bersantai sambil ngobrol, nonton TV, atau melakukan aktivitas lain.

Artikel ini dimuat di surat kabar Harian Jogja, 24 Mei 2009

PsikoInterior

Setiap hari, setiap waktu, kita berada dalam sebuah 'ruang'. Ruang yang secara fisik dibatasi oleh dinding, lantai, dan langit-langit. Ada perbedaan antara ruang eksterior dan ruang interior. Perbedaan itu terletak pada materi pembentuknya, antara dinding, lantai dan langit-langit.

Tanpa sadar ruang di sekeliling kita memberikan pengaruh bagi perilaku kita sehari-hari. Kadang-kadang bahkan kita yang mempengaruhi ruang di sekitar kita. Bagaimana dinamika pengaruh-mempengaruhi antara manusia dan ruang dimana ia hidup?

Powered By Blogger