Wednesday, April 28, 2010

Personalisasi Ruang Kerja, Membangun Semangat Bekerja

Bagi beberapa orang yang bekerja di kantor, interior ruang kerja memiliki arti yang sangat penting. Hal ini terjadi karena mereka harus menghabiskan sekitar 7-8 jam setiap harinya, dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore duduk di dalam ruang kerja. Durasi waktu yang relatif lama tersebut mendorong orang untuk berusaha melakukan “personalisasi” atau mendekorasi dan memodifikasi ruang kerjanya sesuai dengan dirinya agar mereka merasa nyaman di dalamnya.

Sebuah riset di Amerika menemukan bahwa 90% pekerja melakukan personalisasi ruang kerja yang dihuninya. Ditemukan pula bahwa wanita lebih banyak melakukan personalisasi ruang kerja dibandingkan pria. Wanita cenderung memajang simbol-simbol yang memperlihatkan kedekatan hubungannya dengan teman-temannya, keluarganya, atau sesuatu yang disayanginya seperti binatang, tanaman, dan perhiasan kecil, sedangkan pria cenderung lebih suka memajang beberapa item yang berhubungan dengan olahraga, hobi, dan prestasinya.

Biasanya personalisasi dilakukan dengan mendisplay barang-barang di dinding ruang dan meja kerja, di credenza atau lemari display. Benda-benda seperti foto, boneka, jam/kalender meja, patung kecil, atau pernak-pernik hiasan/souvenir dari suatu daerah biasanya diletakkan di meja kerja atau di cerdenza/lemari display. Selain itu, benda-benda koleksi yang menjadi hobi seperti koleksi miniatur mobil kuno, koleksi miniatur pesawat, koleksi buku, koleksi trophy, dan lain-lain biasanya dipajang di lemari display. Sedangkan benda-benda seperti foto berpigura, lukisan/poster berpigura, biasanya digunakan sebagai hiasan dinding.

Pada dasarnya, modifikasi dan dekorasi yang kita lakukan terhadap ruang kerja yang kita tempati akan mencerminkan siapa kita sebenarnya. Bahkan ruang kerja kita itu, langsung maupun tidak, disadari atau tidak, memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku kita sehari-hari di dalam ruang tersebut. Meja kerja yang bersih dan teratur mencerminkan bahwa penggunanya adalah orang yang disiplin dan terorganisir. Sebaliknya meja kerja yang berantakan dan penuh dengan tumpukan kertas dan map, membuat orang lain berpikir bahwa kita adalah orang yang tidak bisa mengatur diri. Riset yang lain bahkan menemukan bahwa seorang karyawan yang melakukan personalisasi ruang kerjanya cenderung lebih kreatif dan memiliki kebutuhan berafiliasi yang sangat tinggi dengan orang lain serta memiliki kebutuhan privasi yang cenderung rendah.

Memang, jika ruang kerja kita terasa nyaman dan sesuai dengan apa yang kita inginkan, aktivitas bekerja menjadi sesuatu yang menyenangkan dan tidak membosankan. Waktu rata-rata 8 jam yang kita habiskan dalam ruangan tersebut menjadi tidak terasa. Pada gilirannya, produktivitas kerja menjadi meningkat.


Artikel ini dimuat di Harian Jogja, Minggu, 7 Maret 2010

Tuesday, February 02, 2010

LAB PSIKOLOGI INTERIOR

KARENA SESUATU HAL, DALAM WAKTU DEKAT INI, RUANG LABORATORIUM PSIKOLOGI INTERIOR DI JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA ISI YOGYAKARTA, AKAN SEGERA DITIADAKAN.
DEMIKIAN, HARAP MAKLUM

PsikoInterior

Setiap hari, setiap waktu, kita berada dalam sebuah 'ruang'. Ruang yang secara fisik dibatasi oleh dinding, lantai, dan langit-langit. Ada perbedaan antara ruang eksterior dan ruang interior. Perbedaan itu terletak pada materi pembentuknya, antara dinding, lantai dan langit-langit.

Tanpa sadar ruang di sekeliling kita memberikan pengaruh bagi perilaku kita sehari-hari. Kadang-kadang bahkan kita yang mempengaruhi ruang di sekitar kita. Bagaimana dinamika pengaruh-mempengaruhi antara manusia dan ruang dimana ia hidup?

Powered By Blogger