Rahmawan D. Prasetya
Sebuah buku berjudul The Color of Sex, yang ditulis oleh Lynn Champion dan Judy Scott-Kemmis (1999) membahas kaitan antara warna dan seksualitas yang diangkat dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para pakar psikologi. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa cara kita mendekorasi ruang, menata tempat tidur, keteraturan atau kekacauan ruang itu secara keseluruhan, seberapa bersih dan wanginya tempat itu akan mencerminkan siapa diri kita sebenarnya. Kita juga bisa melihat siapa kita melalui pengamatan atas warna ruang secara keseluruhan. Ini bisa anda lakukan dengan mengamati warna ruang tidur anda secara umum. Jangan terpaku pada hal-hal yang detil sebab yang dikehendaki adalah kesan utama. Kemudian simpulkan warna apa yang mendominasi ruang tidur tersebut.
Jika kita kesulitan menentukan nama warna ruang tidur kita, maka kemungkinan besar warna tersebut adalah warna netral. Misalnya beige, krim, gading, putih, abu-abu, dan nuansa alamiah kayu. Pemilihan warna ini mencerminkan kesan netralitas dalam kehidupan intim. Warna netral di ruang tidur juga mengindikasikan bahwa seseorang belum memiliki keyakinan diri baik tentang hubungan maupun seks. Hampir tidak terlihat adanya gairah dan emosi di sini. Semuanya tampak datar dan netral. Mungkin kata-kata seperti netral, aman, konservatif, tanpa emosi adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kesan yang ditimbulkan oleh warna-warna netral ini. Mungkin saja warna netral akhirnya digunakan karena ada kekhawatiran akan terjadi kesalahan dalam pemilihan warna. Namun ini justru semakin memperkuat kesan ‘cari aman’ dari diri kita.
Jika warna-warna yang ada dicampur dengan hitam, maka warna-warna gelap akan tercipta. Merah maroon, hijau gelap, biru tua, lembayung tua, hitam, dan warna arang menunjukkan warna-warna gelap. Warna gelap cenderung memperlihatkan kesan muram dan terkontrol. Jika warna ruang tidur anda gelap, anda mungkin adalah orang yang sopan dan bermartabat serta senang mengendalikan semua pengalaman dalam hidup anda, termasuk pengalaman seksual. Warna gelap seringkali juga mengesankan keadaan jiwa yang stabil, serius, dan konservatif.
Pemilihan kedua dominasi warna tersebut di ruang tidur sama-sama merefleksikan kepribadian konservatif individu penghuninya. Bedanya warna gelap lebih menunjukkan kestabilan dan keseriusan, sedangkan warna netral cenderung memperlihatkan sikap “cari aman”.
Sebuah buku berjudul The Color of Sex, yang ditulis oleh Lynn Champion dan Judy Scott-Kemmis (1999) membahas kaitan antara warna dan seksualitas yang diangkat dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para pakar psikologi. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa cara kita mendekorasi ruang, menata tempat tidur, keteraturan atau kekacauan ruang itu secara keseluruhan, seberapa bersih dan wanginya tempat itu akan mencerminkan siapa diri kita sebenarnya. Kita juga bisa melihat siapa kita melalui pengamatan atas warna ruang secara keseluruhan. Ini bisa anda lakukan dengan mengamati warna ruang tidur anda secara umum. Jangan terpaku pada hal-hal yang detil sebab yang dikehendaki adalah kesan utama. Kemudian simpulkan warna apa yang mendominasi ruang tidur tersebut.
Jika kita kesulitan menentukan nama warna ruang tidur kita, maka kemungkinan besar warna tersebut adalah warna netral. Misalnya beige, krim, gading, putih, abu-abu, dan nuansa alamiah kayu. Pemilihan warna ini mencerminkan kesan netralitas dalam kehidupan intim. Warna netral di ruang tidur juga mengindikasikan bahwa seseorang belum memiliki keyakinan diri baik tentang hubungan maupun seks. Hampir tidak terlihat adanya gairah dan emosi di sini. Semuanya tampak datar dan netral. Mungkin kata-kata seperti netral, aman, konservatif, tanpa emosi adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kesan yang ditimbulkan oleh warna-warna netral ini. Mungkin saja warna netral akhirnya digunakan karena ada kekhawatiran akan terjadi kesalahan dalam pemilihan warna. Namun ini justru semakin memperkuat kesan ‘cari aman’ dari diri kita.
Jika warna-warna yang ada dicampur dengan hitam, maka warna-warna gelap akan tercipta. Merah maroon, hijau gelap, biru tua, lembayung tua, hitam, dan warna arang menunjukkan warna-warna gelap. Warna gelap cenderung memperlihatkan kesan muram dan terkontrol. Jika warna ruang tidur anda gelap, anda mungkin adalah orang yang sopan dan bermartabat serta senang mengendalikan semua pengalaman dalam hidup anda, termasuk pengalaman seksual. Warna gelap seringkali juga mengesankan keadaan jiwa yang stabil, serius, dan konservatif.
Pemilihan kedua dominasi warna tersebut di ruang tidur sama-sama merefleksikan kepribadian konservatif individu penghuninya. Bedanya warna gelap lebih menunjukkan kestabilan dan keseriusan, sedangkan warna netral cenderung memperlihatkan sikap “cari aman”.
Artikel ini dimuat di Harian Jogja, 29 Maret 2009
No comments:
Post a Comment